Senin, 30 Mei 2011

Istri-istri Rasulullah

Posted on October 9, 2006 by dkmfahutan| 18 Comments
Aisyah binti Abu Bakar (wafat 58 H)
Dia dipersunting oleh Nabi saw. pada tahun kedua Hijrah dan satu-satunya istri Rasulullah saw. yang dikawininya sewaktu perawan. Dia adalah istri yang paling dicintai oleh Nabi dan yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Nabi. Dia juga termasuk wanita yang paling pakar dalam ilmu agama dan etika. Dia wafat di Madinah dan dimakamkan di Baqi.
Hafsah binti Umar (wafat 45 H)
Dari sejak Islam muncul, dia langsung memeluk agama Islam. Dia bersama suaminya ikut hijrah ke Madinah, namun suaminya meninggal dunia seusai perang Badar. Rasulullah melamarnya dari orang tuanya, seterusnya dia dinikahkan kepada Rasulullah. Beliau meninggal di Madinah.
Hafshah dikenal sebagai istri Rasulullah SAW yang pencemburu.Nama lengkapnya Hafshah binti Umar bin Khaththab. Beliau adalah janda dari Khunais bin Hudzafah as-Sahami, yang berjihad di jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah, dan gugur dalam Perang Badar.

Seringkali ia membuat ulah akibat kecemburuannya. Rasa cemburunya tak lain karena kecintaannya yang sangat mendalam kepada beliau. Suatu hari, ketika Rasulullah menemuinya, Hafshah bertanya, "Ya Rasul , mengapa mulutmu bau maghafir (minuman dari getah yang berbau busuk)?" "Aku baru saja minum madu, bukan maghafir," jawab Nabi penuh tanda tanya. "Mungkin engkau minum madu yang sudah lama, ya rasul" timpal Hafshah.
Tidak berapa Rasul bertemu dengan Aisyah, Keheranan Rasulullah makin bertambah ketika Aisyah yang ditemuinya mengatakan hal serupa.

Rasul sempat merasa kesal dan beliau berkata didepan kedua istrinya itu bahwa mulai saat itu beliau mengharamkan madu baginya. Ini dilakukan demi menyenangkan hati Hafshah dan Siti Aisyah.

Beliau tak tahu kalau Hafshah telah "bersekongkol" dengan Aisyah untuk mengerjai Rasulullah. Keduanya cemburu lantaran Nabi tinggal lebih lama dari jatah waktunya di rumah Zainab binti Jahsy. Waktu itu Nabi tertahan karena Zainab menawarkan madu kepada beliau.

Dalam sebuah riwayat setelah kejadian ini turunlah firman Allah surat At Tahrim (66) ayat 1 yang berbunyi
"Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56 H)
Nama aslinya adalah Burrah binti Harits. Dia ditawan oleh kaum Muslimin pada perang Bani Musthaliq dan diberikan kepada Tsabit bin Qais sebagai bagian dari rampasan perang. Dia diberi hak oleh Tsabit untuk menebus kemerdekaannya dengan imbalan sejumlah harta. Dia pergi menghadap Rasulullah minta bantuan, Rasulullah menawarkan kepadanya persetujuannya membayar sejumlah harta yang telah disepakati itu kemudian setelah merdeka Rasulullah menikahinya.
Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH)
Dia adalah istri Rasulullah yang pertama dan orang yang paling banyak membantu perjuangannya di tahun-tahun pertama kenabian. Sebelum masa kenabian ia dijuluki dengan julukan “wanita suci”. Rasulullah menikah dengannya 15 tahun sebelum diangkat menjadi nabi. Putra-putrinya dari Nabi adalah; Qasim, Abdullah keduanya meninggal ketika masih kecil, kemudian Zainab, Ruqaiyah, Ummi Kultsum dan Fatimah. Dia memberikan dukungan penuh baik moril maupun materil kepada Nabi dalam perjuangan beliau. Khadijah wafat pada “aamul-huzni” (tahun kesedihan) dan dimakamkan di Hujun.
Maimunah binti Harits (wafat 50 H/670 M)
Nama aslinya adalah Burrah, oleh Nabi diganti dengan Maimunah. Dialah wanita yang menghadiahkan dirinya kepada Nabi yang karenanya turun ayat yang artinya: “Perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi..” (Al-Ahzab, ayat 50).
Mariah Qibtiah (wafat 16 H/637 M)
Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa kekhalifahan Umar.
Saudah binti Zam`ah (wafat 23 H/643 M)
Dia masuk Islam bersama suaminya dan turut hijrah ke Abessina. Dalam hijrah yang kedua, suaminya meninggal dunia, lalu dinikahi oleh Rasulullah setelah Khadijah wafat. Rasulullah membawanya hijrah ke Madinah. Dia termasuk istri Nabi yang sering memberikan giliran harinya kepada Aisyah.
Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)
Sebelumnya dia penganut Yahudi Bani Akhthab yang tertawan pada perang Khaibar. Rasulullah saw. memilih dan memerdekakannya, lalu ia masuk Islam, setelah itu dinikahi oleh Rasulullah saw. dan wafat di Madinah.
Ummu Habibah binti Abu Sofyan (wafat 44 H/664 M)
Nama lengkapnya adalah Ramlah binti Abu Sofyan, dia ikut hijrah ke Abessina (Eriteria sekarang) bersama suaminya, tetapi suaminya terpengaruh di sana, lalu murtad dan meninggal dunia sebagai penganut Kristen. Rasulullah saw. segera mengirim Amru bin Umaiah Dhumari untuk melamarnya buat Rasulullah. Najasyi, penguasa Abessina menikahkannya kepada Rasulullah dengan mahar sebesar 400 dinar.
Ummu Salamah (wafat 57 H/676 M)
Nama lengkapnya adalah Hindun binti Umaiah, termasuk sahabat wanita yang masuk Islam pada periode pertama. Dia termasuk yang ikut hijrah dua kali (Abessina dan Madinah). Suaminya mati syahid dalam perang Badar, lalu Rasulullah menikahinya. Beliau termasuk wanita yang jenius, berakhlak mulia dan pandai tulis-baca. Dia dikaruniai usia yang panjang, dia wafat di Madinah dan dimakamkan di Baqi.
Zainab binti Jahsy (wafat 20 H)
Nama aslinya adalah Burrah, sepupu Rasulullah. Semula dia menikah dengan Zaid bin Haritsah, setelah dicerai, dia dinikahi Rasulullah dan diberi nama Zainab dan dijuluki dengan Ummul Hakam. Dia sangat warak dan kuat beragama serta banyak bersedekah. Beliau juga seorang yang cekatan dan terampil, suka bekerja sendiri, menyantuni orang-orang miskin dan selalu memberi derma buat keluarga dan anak yatim.